Rabu, 02 Desember 2009

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN DIKELAS AWAL (SD)

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN DIKELAS AWAL (SD)

Nama :Evelyn Surya Carolyn
NPM : 200613500143


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “ menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan pada pendidikan kelas awal “ ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan tugas mata kuliah seminar matematika disemester genap ini.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada:
1. Ibu Ester Sinambela selaku Dosen Pembimbing Materi.
2. Kepada ayah dan ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moral dan materil.
3. Semua kawan-kawan yang tergabung dalam Durja Famz, Talenta mandiri khususnya rio, niko, rika, onyes dan Serikat Mahasiswa Indonesia.
4. serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik bentuk, isi maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga skripsi ini memenuhi sasaran dan bermanfaat.

Jakarta, Mei 2009


Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Makalah
F. Kegunaan Makalah
G. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
B. Hakekat Peranan dan Kemampuan Guru
C. Hakekat Peranan Orang Tua
D. Masalah yang muncul
E. Usaha yang dapat dilakukan
BAB III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Anak dari berbagai usia berfikir sesuai dengan tingkat usianya. Matematika adalah subjek ideal yang mampu mengembangkan proses berfikir anak dimulai dari usia dini, usia pendidikan kelas awal (pendidikan dasar), pendidikan menengah, pendidikan lajutan dan bahkan sampai mereka berada di bangku perkuliahan. Hal ini diberikan untuk mengetahui dan memakai prinsip matematika dalam kehidupan sehari-hari baik itu mengenai perhitungan, pengerjaan soal, pemecahan masalah kehidupan di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat.
Khusus untuk anak-anak atau siswa pendidikan kelas awal atau pendidikan dasar (SD), matematika sangat berguna sekali bagi mereka untuk mengembangkan proses berfikir mereka mulai dari hal-hal yang sederhana samapi kepada hal-hal yang rumit.
Tahapan dimana anak-anak atau siswa Sekolah Dasar sudah bisa mempraktekkan matematika dalam kehidupan sehari-hari tentulah ditunjang oleh berbagai cara serta metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak Sekolah Dasar. Hal ini sesuai dengan tingkat perkembangan anak kelas awal SD yang cenderung bermain sambil belajar.
Matematika merupakan disiplin ilmu yang unik karena memadukan penalaran objectif ilmu pengetahuan dengan logika yang bersifat abstrak. Pengenalan matematika dengan metode sederhana dan menyenangkan sejak usia dini akan menumbuhkembangkan pola pikir yang konstruktif dan sistematis sebagai bekal penguasaan ilmu dan teknologi.
Matematika merupakan cabang mata pelajaran yang luas cakupannya dan bukan hanya sekedar bisa berhitung atau masukin rumus saja tetapi mencakup beberapa kompetensi yang menjadikan siswa tersebut dapat memahami dan mengerti tentang konsep dasar matematika.
Belajar matematika juga membutuhkan kemampuan bahasa, untuk bisa mengerti soal-soal atau mengerti logika, juga imajinasi dan kreativitas. Dan sekiranya dipergunakan dalam lingkungan sekolah , yaitu antara guru dan siswa maka kuncinya adalah mengambil contoh dalam hidup sehari-hari dan dibuat semenarik mungkin.

B. Identifikai Masalah
Sebagaimana telah disebutkan pada latar bekang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan masalah :
1. Bagaimana cara mengenalkan matematika yang efektif dan menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana cara menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan?

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang diata, maka ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi pada ” Menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan pada kelas awal ( SD ).

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan diatas masalah diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kenapa banyak dari siswa pendidikan sekolah dasar kurang memahami pelajaran matematika?
2. Bagaimana cara menciptakan pelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan pada siswa kelas awal?

E. Tujuan Makalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari seminar matematika ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa tentang materi matematika khususnya dikelas awal
2. untuk mengetahui hambatan yang terjadi pada mata pelajaran matematika.
3. untuk menciptakan cara pembelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan.

F. Kegunaan Makalah
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kegunaan teoritik dan kegunaan praktik, mengenai bagaimana cara menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan bagi siswa di kelas awal. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritik
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori penelitian lebih lanjut untuk memverifikasi teori atau hasil penelitian sebelumnya guna dapat menemui fakta-fakta terbaru tentang bagaimana menciptakan pembelajaran matematika yang menyenangkan pada kelas awal.

2. Kegunaan Praktik
Hasil makalah ini memberikan kegunaan praktik untuk guru, peserta didik dan pemateri, antara lain:
1.Bagi guru
a. Meningkatkan pengetahuan guru tentang cara menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan dikelas awal
b. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tenaga pengajar tentang model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

2.Bagi peserta didik
a. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam pembelajaran matematika.
b. Memperoleh cara belajar matematika yang lebih efektif, menarik, dan menyenangkan serta mudah untuk menangkap materi yang dipelajari.
c. Menumbuhkan semangat belajar peserta didik.

3. Pemateri
Memberikan pengetahuan mengenai cara menciptakan metode baru yang kreatif dan menyenangkan dalam pelajaran matematika.

G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab pertama menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan makalah, kegunaan makalah dan siatematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam Bab kedua ini menjelaskan tentang landasan teori, hakekat peranan dan kemampuan guru, hakekat peranan orang tua, masalah yang muncul, usaha yang dapat dilakuakan.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan saran-saran penulis.




















BAB II
Pembahasan

A. Landasan Teori
Teori Belajar
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Winkel (dalam Darsono, 2000:4) menyatakan belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Sartain (dalam Darsono, 2000:4) menyatakan bahwa belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Perubahan tersebut antara lain ialah cara merespon suatu sinyal, cara menguasai suatu keterampilan dan mengembangkan sikap terhadap suatu objek.

B. Hakekat Peranan dan Kemampuan Guru
Menurut Turney dalam E. Mulyasa (2007:69) untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Ada delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil atau perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan mengajar tersebut harus untuk dan terintegrasi.
Pada segi lain seorang guru harus mempunyai pendekatan dan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memilih metode-metode pembelajaran yang efektif serta berusaha memberikan variasi dalam metode pembelajaran agar tidak kelihatan atau menyebabkan siswa atau peserta didik jenuh. Jika hal ini diterapkan, maka dituntut sekali inisiatif guru untuk melakukan variasi dan kreativitas guru.
Guru merupakan seorang figur yang menjadi teladan dan pedoman bagi siswa dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Guru merupakan nara sumber yang akan memberikan dan menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa, terutama sekali dalam hal pemahaman dan penyelesaian mata pelajaran matematika. Tetapi hal tersebut kemungkinan besar tidak sampai pada tahap yang diharapkan.
Pada teori ataupun pendekatan konstruktivitas siswa lebih dominan dalam menentukan atau menemukan sendiri pemahaman tentang konsep pembelajaran itu sendiri. Hal ini juga berlaku pada mata pelajaran matematika. Mereka bisa mengerjakan dan menyelesaikan serta memecahkan sendiri persoalan matematika, baik yang berupa perhitungan ataupun persoalan yang terjadi sehari-hari. Kegiatan ini tidak akan ada artinya tanpa peranan dan kemampuan guru untuk mengarahkan dan melakukan pendekatan-pendekatan konstrukstivis dalam membelajarkan siswa. Pada pendekatan kontekstual (CTL: contextual teaching and learning)juga dinyatakan bahwa CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan kepada keterkaitan antara materi pelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata. E. Mulyasa (2007:102). Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan tersebut sangat jelas bahwa guru dituntut untuk lebih mengenalkan siswa pada kehidupan nyata mereka. Jika kita masukkan ke dalam pembelajaran matematika kepas awal SD, maka segala macam bentuk persoalan yang akan diberikan kepada siswa harus menggambarkan persoalan yang ditemui sehari-hari atau dengan kata lain yang berdekatan dengan pengalaman empiris peserta didik di lapangan. Jadi dengan adanya kegiatan pembelajaran yang mengaitkan langsung dengan kehidupan nyata peserta didik akan dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik itu sendiri.

C. Hakekat Peranan Orang Tua

Dalam menyikapi perkembangan dan kreativitas peserta didik dan permasalahan yang terjadi di lapangan terhadap mata pelajaran matematika, maka orang tua mempunyai peranan yang tak kalah penting jika dibandingkan dengan guru. Hal yang dikhawatirkan akan melemahkan peserta didik dalam memahami persoalan-persoalan matematika maupun pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi tugas dari orang tua. Orang tua juga merupakan panutan bagi peserta didik dalam membantu mereka memecahkan persoalan-persoalan mereka sehari-hari. Jadi sudah seharusnya sebagai orang tua memantau dan menjajaki perkembangan anak dalam hal penguasaan materi pelajaran di sekolah terutama pelajaran matematika. Dengan menyediakan waktu bersama anak dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang sudah dipelajari anak di bangku sekolah dan memberikan pengertian terhadap matematika baik itu dalam mengerjakan hitungan dan rumus yang dipakai serta memberikan pemahaman atau perbandingan dengan kehidupan sehari-hari yang disukai anak.
Dorongan dan motivasi kepada anak sangat diperlukan untuk memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada mereka untuk mengetahui dan memahami persoalan matematika yang diberikan dan anak-anak akan mampu untuk mengerjakan dan sekaligus memahami persoalan tersebut dan berusaha mencari pemecahannya sendiri

D. Masalah yang Muncul
Melihat gejala yang ada di masyarakat dan permasalahan yang ditemui di lapangan dapat dikatakan bahwa pendidik selaku orang yang menjadi teladan ataupun pedoman bagi siswa yang akan memberikan semua solusi pemecahan masalah (problem solving) baik itu dalam hal penghitungan matematika maupun pemecahan masalah yang nantinya akan di hadapi siswa di luar lingkungan sekolah seperti lingkungan masyarakat, cuma harapan semata. Harapan tersebut dapat diwujudkan dan didukung dengan menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan dikelas awal (SD). Maka siswa pada tingkat berikutnya memahami dalam menyelesaikan permasalahan mengenai materi matemaika dalam kehidupan sehari-hari yang terus berhubungan dengan persoalan-persoalan kehidupan yang harus dicari pemecahannya secara sempurna dan menuntut adanya logika dan kreativitas siswa itu sendiri. Dan hal yang paling mengkawatirkan adalah mereka akan menjadi orang yang hanya menjalankan apa yang ada, bukan menciptakan ataupun berinisiatif untuk menciptakan hal-hal baru.
Prof.Dr.Maman A Djauhari Guru Besar ITB mengemukakan: “Lemahnya pendidikan matematika di Indonesia merupakan akibat tidak diajarkannya filsafat atau latar belakang ilmu matematika. Dampaknya siswa pandai mengerjakan soal, tetapi tidak bisa memahami makna dari soal itu. Matematika hanya diartikan sebagai persoalan hitung-hitungan yang siap untuk diselesaikan atau dicari jawabannya”. Akibat dari semua itu anak-anak atau siswa tidak mampu memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap soal dalam matematika. Padahal kita tahu bahwa matematika adalah interpretasi manusia terhadap fenomena alam. Hal ini berhubungan erat dengan langkah-langkah yang dilakukan para guru ataupun pendidik dalam membelajarkan matematika kepada siswa supaya menjelaskan atau melengkapi dengan berbagai penjelasan dan latar belakang terhadap sebuah pengertian atau definisi yang telah diyakini itu sebagai sebuah pengetahuan filsafat.

D. Usaha yang Dapat Dilakukan

Untuk membantu siswa dalam memahami dan mengerti mengenai materi matematika secara matematis dalam lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat serta kehidupan sehari-hari diantaranya mengembangkan konsep peserta didik sebagai dasar kemampuan dalam pengembangan, menurut Linda Jensen dan Douglas E Comicshank (1996) mengemukakan ada empat proses berfikir yaitu Observing and infering: memotivasi anak untuk menjelaskan objek, baik secara lisan, secara tulisan maupun gambar, Comparing: meminta anak untuk mencatat kemiripan dan perbedaan, Classifying: meminta anak untuk menilai suatu objek berdasarkan satu atribut atau lebih, Sequensing: meminta anak mengurutkan unsur-unsur dalam himpunan berdasarkan satu karakteristik atau lebih yang diberikan.
Keahlian anak harus dievaluasi dan diidentifikasi dengan terus memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan anak-anak. Gaya belajar anak juga harus diperhatikan ketika hendak merencanakan sebuah pembelajaran.
Pada bagian lain juga dikemukakan beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam membelajarkan matematika kepada siswa, antara lain:
1. Beri inspirasi
Beberapa anak-anak atau siswa tidak menyukai matematika karena tidak tahu intinya. Tidak seperti membaca atau menggambar, symbol matematika dan bilangan seperti tidak punya arti. Tunjukkan betapa pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari atau di dunia nyata. Ceritakan penemuan-penemuan penting mulai dari piramida di Mesir, sampai ke Mars, tidak ada yang bisa dicapai tanpa metematika, dan matematikawan.
2. Beri contoh nyata
Ajak anak-anak atau siswa dalam matematika nyata lepas dari sekolah. Temukan sesuatu yang menarik bagi anak dan hubungkan dengan matematika. Misalnya, jika mereka suka basket/sepak bola, sebelum pertandingan, Tanya mereka jenis bangun datar apakah lapangan basket tersebut? Berapa keliling dan luas lapangan tersebut?.
3. Tahap demi tahap
Sukses dalam matematika, seperti juga dalam hidup adalah membagi proyek besar dalam proyek-proyek kecil yang lebih mudah. Tunjukkan keuntungan mengerjakan satu soal dengan membaginya dalam tahap-tahap kecil yang membuat jauh lebih mudah.
4. Dorongan krativitas
Anak-anak atau siswa mungkin merasa “stuck” dalam suatu topik karena mereka hanya melihat dari satu sisi. Mungkin mereka butuh melihat dari sisi lain yang berbeda. Tunjukkan keindahan sudut pandang yang berbeda. Bantu mereka melihat situasi dari perspektif orang lain. Beri mereka kebiasaan untuk eksploring berbagai cara untuk memecahkan masalah. Bahkan sesuatu yang sederhana seperti membereskan kamar bisa punya berbagai solusi atau ajak mereka untuk berfikir yang kreatif seperti mengenal jenis-jenis bangun datar didalam kehidupan sehari-hari.
5. Berpikir positif
Haruskah pernyataan negative seperti, “matematika itu susah” (bahkan jika anda merasa itu susah). Jelaskan bahwa semua orang punya kemampuan untuk mengerjakan matematika dan memecahkan soal-soal matematika tidak berbeda dengan memecahkan masalah-masalah lain . Di atas semua itu, berikan kepercayaan diri kepada anak. Ajarkan bahwa selalu ada solusi untuk semua problem. Kita akan berlaku lebih baik kalau kita menyukai yang kita kerjakan, dan membuat anak tertarik pada matematika.

6. Memberikan asessmen, reward dan refleksi dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan.

Peserta didik merupakan manusia biasa yang dalam tahap perkembangannya memerlukan sebuah pengakuan diri, penguatan dan penghargaan terhadap apa yang mereka lakukan. Dengan adanya tindakan guru yang memberikan asessmen dan reward, maka mereka merasa senang dan berusaha untuk memperhatikan apa yang diberikan guru kepada mereka. Dari proses tersebut mereka akan merespon dan melakukan inisiatif untuk menciptakan pembelajan yang kreatif. Hal ini merupakan suatu jalan mulus bagi guru untuk terus masuk kepada materi-materi pelajaran sekalipun itu agak sukar bagi mereka untuk mengerjakannya. Tetapi mengarahkan dan memandu dalam mengemukakan apa yang telah mereka pelajari dari awal sampai akhir materi pelajaran lebih penting lagi. Sehingga mereka dapat mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari hari ini.
Selain itu para pendidik haruslah memiliki metode khusus ketika mereka melakukam proses belajar mengajar, seperti model-model pengajaran yang efektif sebagai berikut :
1. Examples non examples, yaitu contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan
Langkah-langkah :
a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b) Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP
c) Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil didkusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
e) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya
f) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan maeri sesuai tujuan yang ingin dicapai
g) Kesinpulan



2. Pitcure and pitcure
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menumjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f. Dari alasan/urutan gambartersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
g. Kesimpulan/rangkuman

3. Kepala bernomor struktur
Langkah-langkah :
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkanhasil pekerjaan dan seterusnya
c. Bila perlu, guru bisa meminta kerja sama antar kelompok.siswa diminta keluar dari kelompoknya dan bergabung dengan bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ibi siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
d. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
e. Kesimpulan





4. Prolem based intruction (PBI) yaitu, pembelajaran berdasarkan masalah
Langkah-langkah :
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlivat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan menggorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll)
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, ekspeimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis
d. Guru membantu siswadalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan temannya
e. Guru membantu siswa untuk melakukan reflexi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

5. Artikulasi
Langkah-langkah :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan 2 orang
d. Mintalah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannyamendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga dengan kelompok yang lain

6. Think pair and share
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan 2 orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengmukakan hasil diskusinya
e. Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
f. Guru memberikan kesimpulan
g. Penutup

7. Debate
Langkah-langkah :
a. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
b. Setelah selesai membaca materi. Guru nenunjuk anggota kelompok yang pro untuk berbicara pada saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra denikiab seterusnya sampai sebagian besar siswa mengmukakan pendapatnya
c. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ade-ide dari setiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejunlah ide yang diharapkan guru terpebuhi
d. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
e. Dari data-data dipapan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topic yang ingin dicapai
8. Talking stik
Langkah-langkah :
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
c. Setelah selesai membaca buku dam mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyyan dariguru
e. Evaluasi
f. Penutup

9. Demonstration (khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan)
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan materi dan menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
b. Siapkan bahan atau alat yang akan diperlukan
c. Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai scenario yang telah disiapkan
d. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisa
e. Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan
f. Guru membuat kesimpulan

10. Dua tinggal dua tamu (two stay two stray) spencer kagan 1992 yaitu, memberikan kesempatam kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya
Langkah-langkah :
a. Siswa bekerja sama dalam kolompok berenpat seperti biasa
b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing bertamu kedua kelompok yang lain
c. Dua orang yang tinggal dalam kolompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka
d. Tamu kembali kekelompoknya dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
e. Kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka







BAB III
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan di atas yang mengacu pada makalah yang telah disajikan maka kesimpulan yang diperoleh bahwa :
1. Proses berfikir anak perlu dikembangkan terutama dikelas matematika, karena hal ini penting.
2. Anak perlu diberi dasar kemampuan mengobservasi, membandingkan, mengelompokkan, dan mengurutkan benda.
3. Kemampuan anak harus dievaluasi dan diidentifikasi dengan terus memperhatikan tingkat perkembangannya. Gaya belajar anak juga harus diperhatikan ketika hendak merencanakan sebuah pembelajaran.

2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang mengacu pada makalah yang telah disajikan diatas, maka penulis dapat mengajukan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan dengan adanya pembahasan dalam makalah ini supaya guru-guru khususnya pada guru bidang studi matematika menyadari dan dapat mengambil suatu tindakan ataupun menjadikan sebagai acuan dalam membelajarkan matematika di kelas awal SD.
2. Diharapkan guru-guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan pemahaman tentang konsep siswa terhadap matematika.
3. Diharapkan dengan pembahasan ini dapat menjadi sebagai salah satu upaya dalam pemecahan masalah pembelajaran matematika yang didasarkan pada filsafat dan pemahaman siswa terhadap proses pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Diharapkan kepada orang tua agar dapat membantu dalam membelajarkan matematika siswa dengan menerapkan pola fikir matematis dalam kehidupan sehari-hari.
5. Diharapkan kepada guru-guru untuk menerapkan beberapa pendekatan dalam pembelajaran agar peserta didik dapat dengan mudah memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang diajarkan.
6. Untuk mendapatkan kesusksesan dalam pembelajaran, maka diharapkan kepada guru-guru untuk melakukan variasi dari setiap metode, strategi ataupun pendekatan yang dilakukan dam proses pembelajaran dan membelajarkan peserta didik.
7. Diharapkan kepada guru-guru lewat bahasan ini dapat menciptakan pembelajaran matematika yang kreatif dan menyenangkan bagi peserta didik khususnya kelas awal SD.














DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung. Rosda Karya

Jati Utomo Dwi Hatmoko. Tanpa Filsafat, Pendidikan Matematika Jadi Lemah. http://www.suara pembaruan.com/News/2007/01/12/index.html

La Maman. 2005. Bejar Matematika. Alamsyah. NET

Jensen, Linda and Douglas E. Comicshank.1996. Teaching and Learning: Elementary and Middle School Mathematics. Third Edition. Terjemahan oleh Desyandri dkk. New Jersey. Merril an inprint of Prentice Hall.

2 komentar: